Benjang Ujung Berung: Melestarikan Budaya, Menjaga Identitas Nasional

Authors

  • Zahira Tsurayya Shafa Universitas Pendidikan Indonesia
  • Mohammad Sandy Ardyansyah Universitas Pendidikan Indonesia
  • Fathiyya Raihana Universitas Pendidikan Indonesia
  • Zalfa Baida Chalisa Universitas Pendidikan Indonesia
  • Tafdhila Hukma Nazahah Universitas Pendidikan Indonesia
  • Ratna Fitria Universitas Pendidikan Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.47134/jpn.v2i4.1642

Keywords:

Seni Benjang, Budaya Sunda, Identitas Nasional, Pelestarian Budaya, Generasi Muda

Abstract

Kesenian Benjang merupakan kesenian tradisional Sunda yang memadukan unsur bela diri, musik tradisional, dan akrobat. Kesenian ini tumbuh dan berkembang di daerah Ujung Berung, Bandung, dan memiliki peran penting dalam membentuk identitas budaya masyarakat setempat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengeksplorasi nilai-nilai budaya dalam Seni Benjang dan strategi pelestariannya di tengah tantangan modernisasi. Data dikumpulkan melalui observasi langsung dan wawancara mendalam dengan pelaku seni, masyarakat lokal, dan generasi muda yang pernah terlibat dalam kegiatan Benjang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun kesenian Benjang masih dipertahankan melalui pelatihan rutin dan festival kesenian, tantangan seperti kurangnya regenerasi, perubahan persepsi masyarakat, dan kurangnya dukungan pemerintah masih menjadi kendala utama. Untuk itu, pelestarian Benjang membutuhkan pendekatan yang adaptif, seperti pengenalan melalui pendidikan formal dan informal, dukungan komunitas, dan pemanfaatan media digital untuk menjangkau generasi muda. Kolaborasi dengan seni modern juga menjadi alternatif dalam menjaga relevansi Benjang di tengah arus globalisasi. Penelitian ini merekomendasikan adanya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan seniman agar Kesenian Benjang tetap hidup sebagai bagian dari identitas budaya dan kebangsaan bangsa Indonesia

References

Afifah, T. (2018). Identitas Nasional Di Tinjau dari Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009. Ajudikasi: Jurnal Ilmu Hukum, 2(2), 187. https://doi.org/10.30656/ajudikasi.v2i2.903

Anam, K., & Salim, M. A. (2023). Pelestarian Tari Kreasi sebagai Upaya merawat Jagat dari Desa Membangun Peradaban. Jurnal Pengabdian Masyarakat Formosa, 2(4), 221–228. https://doi.org/10.55927/jpmf.v2i4.5645

Balaka, M. Y. (2022). Metode penelitian Kuantitatif. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif, 1, 130.

Brajša-Žganec, A. (2024). Institute of Social Sciences Ivo Pilar. Suvremena Psihologija, 27(1), 47-54. https://doi.org/10.21465/2024-SP-271-07

Cahyaningrum, S. (n.d.). Eksplorasi Peranmahasiswadalammembangun Kesadaranidentitas Nasional. 54–75.

Chapter, B. (2023). Metoden. In Kollegial supervision. https://doi.org/10.2307/jj.608190.4

Chrysty, M., Mataram, U., Beleq, G., & Beleq, G. (2024). Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Implementasi Pagelaran Musik Gendang Beleq Sebagai Budaya Indonesia. 03(02), 213–223.

Dida, S., Subekti, P., Lukman, S., Dewi, R., & Prastowo, F. A. A. (2017). Book Chapter Public Relations and Tourism.

Gulnur, I. (2024). Teaching the Linguistic Aspects of Ethnocultural Units Employing Comparative-Historical Method. Eurasian Journal of Applied Linguistics, 10(3), 33–46. https://doi.org/10.32601/ejal.10304

Hasan, S. H. (2019). Said Hamid Hasan Pendidikan Sejarah untuk Kehidupan Abad Ke 21 M. HISTORIA: Jurnal Pendidik Dan Peneliti Sejarah, II(2), 61–72.

Huang, Q. (2023). Current situation and path of foreign minority language protection based on Internet of Things from the perspective of ethnic identity. Journal of Computational Methods in Sciences and Engineering, 23(5), 2677–2686. https://doi.org/10.3233/JCM-226899

Husen, K., & Husni, M. (2025). Peran Pesantren Dalam Meneguhkan Identitas Budaya Indonesia di Tengah Arus Modernisasi. 3, 387–397.

Kameneva, V.A. (2023). The image of the motherland in the language consciousness of school-age Shorians of Kuzbass (on the example of the associative fields “Homeland” and “Mountain Shoria”). Vestnik Tomskogo Gosudarstvennogo Universiteta, Filologiya, 83, 51–66. https://doi.org/10.17223/19986645/83/3

Korchagina, Е. (2024). Authenticity of Indigenous Peoples in the Conditions of Industrial Development of the Arctic. Lecture Notes in Networks and Systems, 951, 463–472. https://doi.org/10.1007/978-3-031-56677-6_36

Lestari, M. I. (2022). Eksistensi Kesenian Tradisional Benjang Batok Di Desa Kertayasa Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran-(Skp. Seni 0043). 5(1), 207–213.

Mantri, Y. M. (2014). Peran Pemuda Dalam Pelestarian Seni Tradisional Benjang Guna Meningkatkan Ketahanan Budaya Daerah. Ketahanan Nasional, 20(3), 135–140.

Mouwn Erland. (2020). Metodologi Penelitian Kualitatif. In Metodologi Penelitian Kualitatif. Rake Sarasin (Issue March).

Nurfirdausiah, S. H., & Katiah, K. (2020). Benjang Helaran Sebagai Motif Busana Ready To Wear Dengan Teknik Hand Painting. Jurnal Da Moda, 2(1), 14–22. https://doi.org/10.35886/damoda.v2i1.110

Riyanto, M. R., & Kurniawan, A. (2021). Mengenalkan Kesenian Bela Diri Benjang Ujung Beurung Bandung Melalui Perancangan Video Dokumenter Untuk Pelajar dan Mahasiswa. Jurusan Desain Komunikasi Visual FAD, Itenas Bandung, 1–11.

Rizqia, M. R., Sudjana, A., & Yana, D. (2023). Pengaruh Geografis Terhadap Warna Bangbarongan Kesenian Reak Sunda Di Cibiru Kota Bandung. ATRAT: Jurnal Seni Rupa, 293–304. https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/view/3191

Rohendi, H. (2016). Fungsi Pertunjukan Seni Reak di Desa Cinunuk Kecamatan Cileunyi. Pendidikan Dan Kajian Seni, 1(1), 54–65.

Saputri, R. M., Rinenggo, A., & Suharno, S. (2021). Eksistensi Tradisi Nyadran Sebagai Penguatan Identitas Nasional Di Tengah Modernisasi. Civics Education and Social Science Journal (Cessj), 3(2), 99. https://doi.org/10.32585/cessj.v3i2.2080

Siswantara, Y. (2021). Pengembangan Nilai Religius Nasionalis Berbasis Budaya Lokal Melalui Kesenian Seni Reak. LJSE: Linggau Journal Science Education, 1(2), 47–63. https://jurnal.lp3mkil.or.id/index.php/ljse/article/view/116

Syukur, S. (2024). Perspektif Belajar dengan Seni Tari Tradisional di Sekolah Menengah Pertama Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Da’wah Wal Irsyad Maros (STAI DDI). 2(1), 20–26.

Wahyuni, A. P., K.L., N. Y., & Yuningsih, Y. (2021). Seni Benjang Gulat Sebagai Simbol Identitas Budaya Masyarakat Ujung Berung. Jurnal Budaya Etnika, 5(1), 25. https://doi.org/10.26742/be.v5i1.1590

Zaini, P. M., Zaini, P. M., Saputra, N., Penerbit, Y., Zaini, M., Lawang, K. A., & Susilo, A. (2023). Metodologi Penelitian Kualitatif (Issue May).

Downloads

Published

2025-05-23

How to Cite

Zahira Tsurayya Shafa, Mohammad Sandy Ardyansyah, Fathiyya Raihana, Zalfa Baida Chalisa, Tafdhila Hukma Nazahah, & Ratna Fitria. (2025). Benjang Ujung Berung: Melestarikan Budaya, Menjaga Identitas Nasional. Jurnal Pendidikan Non Formal, 2(4), 9. https://doi.org/10.47134/jpn.v2i4.1642

Issue

Section

Articles